Terpopuler - Ketika Musibah Tiba, Jangan Salahkan Siapa-siapa
TRAGIS juga kisah semalam. Dompet Mat Kelor hilang. Isinya adalah beberapa uang rupiah, uang dolar dan uang riyal saudi. Yang membuatnya semakin sedih, ternyata HP Mat Kelor yang diletakkan di saku sebelah kiri jubahnya juga raib.
Mat Kelor sepertinya sudah lebih sepuluh kali keluar masuk hotel dan keliling ke tempat yang dikunjunginya sejak selesai shalat Ashar. Dia berpikir keras menyusun duga dan sangka. "Masa sih di tanah suci ada copet," pikirnya. Ditepisnya sendiri dugaan itu: "Tak mungkin."
Isterinya menyalahkan Mat Kelor yang enggan menggunakan tas travel sebagai tempat penyimpanan dompetnya ke manapun pergi. Haji Akmo, teman kelilingnya semalam, menyalahkan Mat Kelor juga karena jubahnya telalu longgar sehingga jika dompetnya ada yang ambil pasti tak akan terasa. Uwak haji juga menyalahkan Mat Kelor karena terlalu suka keramaian, tak memilih jalan yang lebih sepi. Semua orang menyalahkan Mat Kelor, dan Mat Kelor diam tak menjawab.
Mat Kelor hanya berkomentar singkat: "Musibah. Yang mendapat musibah saya. Musibah saya diperparah lagi dengan menuduh yang salah adalah saya. Kenapa tak ada yang menyalahkan copet atau orang yang mengambil? Dan mengapa tak mencoba mencari hal lain yang disalahkan? Kenapa harus saya sebagai yang tertimpa musibah yang disalahkan?" Dunia ini tidak fair, tidak adil." Mat Kelor diam, semua kemudian diam berempati.
Tiba-tiba, HP isteri Mat Kelor berbunyi, ada SMS masuk. Mat Kelor berharap itu adalah SMS dari penemu atau pengambil HP Mat Kelor. SMS itu berbahasa Arab. Mat Kelor kepo dengan isinya, namun sayangnya dia belum bisa membaca bahasa Arab selain basmalah dan hamdalah.
Dia mendatangi jamaah haji yang ada di sekitarnya yang memakai kaca mata tebal dan bersorban panjang, memintanya untuk membacakan dan menterjemahkan SMS bertulis Arab itu. Orang itu tak bisa baca juga. Mat Kelor berkata: "Waduh Pak, malu sama kaca mata dan surbannya." Orang itu tersinggung dan melepaskan sorban serta kacamatanya, dipakaikan ke Mat Kelor, lalu disuruhnya baca sendiri. Mat Kelor tertawa dan minta maaf. Kacamata tak menjadi tanda rajin baca, sorban tak menjadi simbol paham agama dan bahasa Arab.
Ada seorang kakek yang kemudian berbisik ke Mat Kelor agar banyak-banyak istighfar dan bershalawat serta memperbanyak membaca hawqalah. "InsyaAllah ada keajaiban," kata si kakek mantap. Diamalkanlah saran itu oleh Mat Kelor. Siang ini alhamdulillah ada orang yang datang ke hotel mengantarkan dompet dan HP Mat Kelor. Ternyata barang itu semua tertinggal di tempat shalar Mat Kelor di masjid. Mat Kelor berterimakasih dan memberikan sejumlah uang. Namun ditolaknya dengan lembut sambil berkata: "Lalu pahalaku apa kalau aku ambil ongkos membantu Anda? Salam, AIM. [*]
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - Ketika Musibah Tiba, Jangan Salahkan Siapa-siapa"
Post a Comment