Terpopuler - IHSG Tunggu Keajaiban
INILAHCOM, Jakarta - IHSG terlihat tidak kondusif karena sentimen bearish masih cukup kuat. Kepanikan melanda pasar disebabkan oleh sentimen negatif penyebaran coronavirus dan kisruh kasus reksadana, serta skandal Jiwasraya-Asabri.
Menurut praktisi pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko, ada risiko penurunan lanjutan, apabila sentimen merebaknya Coronavirus makin kuat dan aksi jual portfolio dari reksadana yang dibubarkan oleh OJK berlanjut.
"Namun tidak menutup pula kemungkinan terjadinya teknikal rebound apabila kepanikan lewat dan sentimen coronavirus mereda, karena mengingat IHSG telah turun tajam. Tetapi kalaupun terjadi rebound, sifatnya untuk sementara ini diperkirakan terbatas," seperti mengutip hasil risetnya, Minggu (2/2/2020).
Selamaa sepekan IHSG terlihat bergerak turun tajam. IHSG membentuk pola long black candle, yang menunjukan tekanan jual yang cukup besar.
Indikator teknikal MACD yang death cross di bawah centreline, mengindikasikan bahwa IHSG saat ini cenderung bergerak negatif. Namun penurunan IHSG untuk sementara tertahan tepat di area support pola symmetrical triangle di level 5.949.
"Apabila tekanan jual berlanjut, maka IHSG berpeluang turun menuju support berikutnya di level 5.767. Sedangkan apabila terjadi teknikal rebound, maka untuk level resistance IHSG pekan ini diperkirakan akan berada di kisaran 6.095."
Untuk pekan ini seperti biasa di awal bulan, pelaku pasar akan mencermati rilis data manufaktur dan inflasi bulan Januari 2020 di awal pekan. BI memperkirakan inflasi Januari sekitar 0,42% month to month dan year on year di angka 2,82%.
Sementara pada hari rabu, pelaku pasar akan mencermati rilis data GDP akhir tahun 2019. Dan pada hari Kamis akan dirilis data tingkat kepercayaan konsumen bulan Januari, serta pada hari Jum’at akan dirilis data cadangan devisa akhir Januari 2020.
Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari pelaku pasar pada pekan ini diantaranya adalah:
Senin 3 Februari 2020 : Rilis data Caixin manufaktur China, Rilis data manufaktur AS.
Selasa 4 Februari 2020 : Keputusan suku bunga RBA Australia
Rabu 5 Februari 2020 : Pernyataan Gubernur RBA Lowe, Pernyataan Presiden ECB Lagarde, Rilis data pekerjaan ADP non farm, neraca perdagangan dan data sektor jasa AS.
Kamis 6 Februari 2020 : Rilis data penjualan ritel dan perdagangan Australia, Pernyataan Presiden ECB Lagarde.
Jum’at 7 Februari 2020 : Pernyataan Gubernur RBA Lowe, Rilis data pekerjaan dan tingkat pengangguran AS.
Virus Corona
Bursa Wall Street anjlok turun tajam pada perdagangan akhir pekan. Penyebaran wabah virus corona ditambah data ekonomi AS yang memperlihatkan manufaktur di Midwest mencapai level terendah dalam 4 tahun terakhir, serta kinerja laba emiten yang mixed di bursa saham AS, telah memicu turunnya pasar saham AS.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan telah mengeluarkan perintah yang akan melarang masuk warga negara asing dari mana pun, yang telah melakukan perjalanan ke China dalam 2 minggu terakhir. Sementara warga negara AS yang melakukan perjalanan ke China akan dikarantina, memicu kekhawatiran perlambatan global.
Dow Jones anjlok 603,41 poin (-2,09%) menjadi 28.256,03, S&P 500 merosot 58,14 poin (-1,77%) menjadi 3.225,52 dan Nasdaq ambles 148,00 poin (-1,59%) menjadi 9.150,94. Dalam sepekan, bursa saham AS tertekan oleh kekhawatiran wabah virus corona akan berdampak pada ekonomi global.
Secara mingguan, Dow Jones melemah -2,53%, S&P 500 kehilangan -2,12% dan Nasdaq turun -1,76%.
IHSG Terkoreksi 4,87%
Sementara dari dalam negeri, IHSG tergerus -117,548 poin (-1,94%) ke level 5.940,05 pada perdagangan akhir pekan. Investor asing mencatatkan penjualan bersih atau net sell sebesar Rp 1,75 triliun di pasar reguler.
Dalam perdagangan sepekan terakhir, IHSG terkoreksi -4,87% dengan diikuti oleh keluarnya dana asing di pasar reguler sebesar Rp 2,61 triliun. Sedangkan secara year-to-date, IHSG ambles -5,70%.
Sepanjang perdagangan minggu lalu, IHSG anjlok tajam dihajar oleh berbagai sentimen negatif baik dari dalam maupun luar negeri. Penurunan IHSG sejalan dengan bursa saham utama dunia yang dipicu oleh kekhawatiran investor terkait meningkatnya penyebaran wabah virus corona yang jumlahnya terus bertambah, dikhawatirkan dapat memperlambat ekonomi dunia.
Terbaru (hingga ulasan ini ditulis), jumlah kasus terkait infeksi virus ini telah mencapai lebih dari 14.380 orang dan angka kematian korban jiwa menjadi 304 orang. Sementara dari dalam negeri, kekisruhan pasar akibat aksi jual portfolio saham dari reksadana yang dibubarkan oleh OJK dan pemblokiran subrekening dana nasabah yang terkait kasus skandal jiwasraya dan Asabri masih menjadi sentimen negatif buat IHSG.
Pada pekan lalu, IHSG gagal bertahan di support 6.218 sehingga mengkonfirmasi pembentukan pola bearish double top. Derasnya aksi jual yang dilakukan pelaku pasar bahkan membuat IHSG kembali meninggalkan level psikologis 6.000.
Secara teknikal IHSG telah masuk ke fase bearish dengan bergerak downtrend dalam jangka pendek.
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terpopuler - IHSG Tunggu Keajaiban"
Post a Comment